JATIM |nusantarajayanews.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim, Muhammad Fawait berharap pemerintah provinsi Jawa Timur lebih serius memperhatikan masih banyaknya kemiskinan di wilayah Tapal Kuda.
“Pemprov Jatim harus melakukan terobosan atau berpikir secara out of the box untuk menekan angka kemiskinan di daerah pedesaan, khususnya wilayah Tapal Kuda,” pinta Fawait yang juga ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim dikonfirmasi, Senin (28/11/2022).
Lebih jauh Bendahara DPD Partai Gerindra Jatim ini menilai massifnya kegiatan majelis taklim di wilayah Tapal Kuda, khususnya pengajian ibu-ibu, bisa dijadikan mitra strategis pemprov atau OPD terkait untuk program pengentasan kemiskinan.
Oleh karena itu, Gus Fawait sapaan akrab Muhammad Fawait meminta Pemprov Jatim merangkul majelis taklim, majelis sholawat, mau pun majelis zikir untuk menekan angka kemiskinan. “Setelah kami keliling wilayah Tapal Kuda untuk melaksanakan apel Sholawat Kebangsaan, kami melihat ada potensi majelis taklim yang bisa dirangkul pemprov untuk menekan angka kemiskinan,” anggota Komisi C DPRD Jatim ini.
Diakui Gus Fawait, persoalan kemiskinan bukan hanya tanggungjawab gubernur atau bupati. Karena itu harus dicari solusi yang cerdas. “Salah satunya dengan melakukan pembinaan usaha atau pelatihan UMKM lewat majelis taklim. Harapannya, para ibu-ibu tersebut bisa menjadi lebih produktif,” ungkapnya politisi asal Jember.
Dengan adanya pelatihan usaha tersebut, para ibu-ibu bisa mendapatkan penghasilan tambahan rumah tangga tanpa meninggalkan rumah. Sebab, tugas utama para ibu itu adalah mengasuh dan mendidik anak. “Dengan adanya pelatihan usaha tersebut, paling tidak para ibu bisa memiliki penghasilan sendiri, di luar penghasil suami. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan keluarga pun semakin meningkat,” tegas Gus Fawait.
Fawait yang juga Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) itu mengungkapkan, peran majelis taklim ibu-ibu sangat strategis. Sebab, pemerintah tak perlu susah payah mengumpulkan massa, karena mereka punya jadwal rutin pengajian.
Pasca pengajian, lanjut Gus Fawait bisa diisi dengan program pelatihan usaha berbasis UMKM. Pemerintah bisa mengoptimalkan potensi yang ada di daerah tersebut untuk dikemas menjadi produk UMKM.
“Kalau di Jember bisa mengoptimalkan potensi edamame, dengan menghasilkan produk olahannya. Atau di daerah lain dengan mengoptimalkan bahan baku yang ada, seperti singkong, pisang, kedelai dan jeruk yang banyak terdapat di wilayah Tapal Kuda,” pungkas Gus Fawait. (red)