Surabaya, Nusantara Jaya News – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berhasil meraih penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian RI atas kontribusi dan keberhasilannya dalam mendukung strategi pencapaian peningkatan produksi pertanian. Penghargaan ini diberikan pada tanggal 15 Agustus 2023 lalu.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin, didampingi Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo kepada Gubernur Khofifah yang diwakili oleh Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak di Istana Wakil Presiden RI, Senin (14/8).
Keberhasilan Khofifah mempertahankan Provinsi Jawa Timur sebagai produsen padi tertinggi nasional melalui inisiasi pertanian presisi, intensifikasi, dan optimalisasi lahan menjadi salah satu alasan utama penghargaan tersebut.
Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Pusat, mengakui bahwa penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh stakeholder, termasuk para petani, gapoktan, serta perguruan tinggi di Jawa Timur.
“Alhamdulillah, ini adalah capaian kita bersama. Terima kasih untuk para petani, peneliti di bidang pertanian, gapoktan, serta perguruan tinggi dan semua elemen yang telah mendukung setiap upaya maksimalisasi pertanian di Jatim,” ungkapnya di Surabaya, Selasa (15/8).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di Jawa Timur tahun 2020 mencapai 9,94 juta ton, tahun 2021 sebesar 9,789 juta ton, dan tahun 2022 sebesar 9,53 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,50 juta ton.
Khofifah menjelaskan bahwa tingginya produksi padi ini didorong oleh pemanfaatan teknik mekanisasi, seperti penggunaan combine harvester untuk mengurangi potensi loss 9 hingga 11%. Selain itu, proses pasca panen menggunakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) modern, seperti dryer dan Rice Milling Unit (RMU).
Pemprov Jatim juga telah menyiapkan berbagai program menuju pertanian presisi, seperti penggunaan varietas unggul yang tahan kekeringan/banjir, penggunaan pupuk secara berimbang dengan ‘7 Tepat’, dan optimalisasi infrastruktur pertanian, terutama jaringan irigasi. Selain itu, penekanan susut hasil panen padi dilakukan melalui optimalisasi alsintan pascapanen yang telah terfasilitasi ke kelompok tani.
Khofifah menekankan pentingnya kesejahteraan petani seiring dengan peningkatan produktivitas pertanian.
“Untuk itu, saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun,” jelasnya.
Gubernur Khofifah berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan pertanian di Indonesia, mendorong Jawa Timur untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas sektor pertanian, serta meningkatkan konsentrasi tanaman pangan melalui program diversifikasi dan pengembangan pangan berbasis riset. Pendampingan bagi UMKM di sektor pertanian juga menjadi fokus untuk mendorong UMKM agar naik kelas dan mengekspor produk mereka.
Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin dalam sambutannya meminta agar kinerja pertanian dapat ditingkatkan untuk menopang kemungkinan adanya krisis pangan global.
“Capaian kita belum kembali ke situasi normal karena itu kita masih dituntut untuk bekerja lebih keras lagi dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan. Saya menyambut baik inisiatif Kementan untuk pemberian Adhikarya Pembangunan Pertanian sebagai penghargaan atas dedikasi dan kerja keras berbagai pihak,” katanya.
Selain Gubernur Jatim, penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian juga diberikan kepada sembilan gubernur lainnya, termasuk Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Selatan, dan Gubernur Lampung.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, juga menerima Penghargaan Adhikarya Utama.
Selain itu, 12 bupati menerima penghargaan Adhikarya Pratama atas dukungan maksimal mereka dalam penyediaan pangan nasional, salah satunya Kabupaten Lamongan.