Surabaya |nusantarajayanews.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mencatat ada 64 laporan atau aduan juru parkir menarik tarif mahal selama November 2023 hingga Februari 2024.
Tundjung Iswandaru Kepala Dishub Kota Surabaya merinci, November paling banyak hingga mencapai 23 aduan, disusul Desember 10 laporan, 18 di Januari, dan Februari ditutup 13 laporan.
“Mulai November-Januari teguran lisan 28, menyita KTA (Kartu Tanda Anggota) jukir 36 tindakan, begitu rompi pakaian kita cabut, jukir diganti, tentunya sudah diletahui PJS (Paguyuban Jukir Surabaya),” katanya saat konferensi pers di kantor ex Humas Surabaya, Rabu (13/3/2024).
Terkait banyaknya aduan, Tundjung meminta PJS lebih meningkatkan pembinaan ke para jukirnya untuk menarik tarif sesuai ketentuan di karcis.
“Ramadan biasanya dibuat kesempatan jukir nakal, tiap tahun terjadi. Kami berusaha maksimal menekan itu. Kami menggandeng paguyuban agar membina (anggota) di dalamnya. Harapannya tidak terjadi pelanggaran (tarif mahal melenihi batas),” imbuhnya.
Sejauh ini, ada 974 jukir yang tervalidasi. Tundjung memeringatkan agar semuanya mematuhi aturan atau akan dikenai sanksi.
“Peringatan dua kali secara lisan, secara tertulis dua kali, selanjutnya penyitaan (KTA dan rompi) otomatis jukir diberhentikan,” tegasnya.
Sementara Izul Fiqri Ketua Umum PJS berkomitmen, akan membantu Pemkot untuk menertibkan para jukir nakal.
“PJS ini wadah profesi dari jukir se-Surabaya. Tugas kita membantu Pemkot dalam rangka menertibkan atau aturan-aturan yang belum dipahami jukir maka tugas kami menjadi jembatan dari Pemkot,” ucapnya.
Ia memastikan sudah melakukan pembinaan rutin dua minggu sekali. “Angota sudah kami berikan pemahaman standar pelayanan, penampilan, termasuk tentang aturan-aturan tarif parkir dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Tapi, ia juga minta kelonggaran waktu untuk menyetarakan pemahaman semua jukir karena jumlahnya yang cukup banyak.
“Tentu jumlah jukir ribuan, titik parkir aja 1.370. Misal satu titik ada jukir utama dan jukir pembantu berarti dua kali lipat. Jadi butuh sabar, waktu, untuk sosialisasi,” tandasnya. (Red)