banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130

 “Terater” Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Madura

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Madura |nusantarajayanews.id – Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi Lebaran Ketupat dalam rangkaian perayaan Hari Raya Idulfitri, termasuk salah satunya di Madura. Tradisi Lebaran Ketupat di Madura dilakukan sebagai tanda syukur, sekaligus untuk mempererat persaudaraan antar umat muslim.

Lebaran Ketupat menjadi salah satu rangkaian tradisi perayaan Hari Raya Idulfitri di berbagai daerah di Indonesia. Berbeda dengan daerah lainnya yang langsung menyantap ketupat pada saat hari pertama Lebaran, tradisi Lebaran Ketupat di Madura justru dilaksanakan pada H+7 Hari Raya Idulfitri.

Dikenal dengan istilah “Terater” atau “anter-anter” yaitu tradisi Lebaran Ketupat di Madura yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Kalau biasanya setelah salat Ied dilanjutkan dengan silaturahmi dan makan ketupat bersama. Tradisi Terater di Madura dirayakan pada tanggal 7 Syawal, tepatnya setelah selesai melaksanakan ibadah puasa sunat selama enam hari di bulan Syawal.

Hidangan Lebaran Ketupat di Madura

Saat tradisi Terater berlangsung, seluruh masyarakat Madura akan memasak ketupat beserta lauk khas Lebaran. Baik itu opor ayam, ayam goreng, maupun berbagai olahan daging yang nikmat. Berbeda dengan ketupat pada umumnya, ketupat yang disajikan masyarakat Madura saat tradisi Terater terkenal unik. Karena berbentuk segiempat, atau dikenal dengan sebutan “Ketupat Bawang”.

Bukan karena memiliki bentuk seperti bawang. Ternyata, Ketupat Bawang diharapkan dapat menjadi “penyedap rasa” yang membawa ketentraman hidup berkeluarga dan bertetangga. Bahkan, Ketupat Bawang saat Lebaran di Madura menjadi simbol pemersatu yang dapat menciptakan keharmonisan.

Makna Tradisi Lebaran “Terater” Madura

Uniknya, hidangan Lebaran Ketupat di Madura tidak langsung disantap. Selama tradisi berlangsung, seluruh hidangan tersebut harus diserahkan kepada imam masjid atau dibawa ke musala. Apabila sudah terkumpul banyak, seluruh masyarakat akan menggelar doa bersama.

Selesai berdoa bersama, hidangan mulai dibagikan kepada seluruh masyarakat untuk makan bersama sambil silaturahmi. “Terater” makanan akan dibagikan kepada imam masjid atau musala yang membacakan doa, serta warga miskin, jompo, dan janda tua yang tidak mampu memasak ketupat maupun mengolah ayam.

Tak sekadar membagi berbagai macam makanan dan bersilaturahmi. Faktanya, tradisi Terater saat Lebaran di Madura memiliki simbol dan makna yang sangat mendalam. Salah satunya sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diterima, agar mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara itu, mengutip dari Kompas.com, tradisi Terater juga dilakukan sebagai tanda syukur kepada Tuhan karena diberi kemampuan melanjutkan puasa selama enam hari setelah puasa wajib Ramadan.  Tradisi Terater juga dilakukan untuk saling membantu terhadap sesama yang membutuhkan, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar umat muslim setelah berpuasa.

Dalam jangka panjang, tradisi Terater diharapkan dapat mempererat hubungan kekeluargaan dan antar sesama tanpa memandang status. Dengan begitu, kerukunan antar masyarakat Madura dapat terus terjalin erat.  (Red)

banner 1000x130
banner 2500x130 banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130