Surabaya |Nusantara Jaya News – Polsek Karangpilang berhasil mengungkap dan mengamankan komplotan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang beraksi di 21 lokasi kejadian perkara (TKP) di Surabaya.
Kelima tersangka yang berhasil diamankan adalah MR (34 tahun), AR (43 tahun), RFR (21 tahun), MJ (21 tahun) dari Osowilangun, Benowo, Surabaya, dan DW (41 tahun) dari Gresik.
Kompol A. Risky Fardian, Kapolsek Karangpilang, menjelaskan bahwa penangkapan dimulai saat tim patroli melakukan pengawasan di wilayah Kedurus Dukuh Minggu pada tanggal 19 Mei 2024.
Saat itu, pelaku pertama yang tertangkap, MR, terlihat terburu-buru saat mendorong motor Honda Beat hitam L 5435 AAE hasil curian setelah melihat mobil patroli polisi.
“Piket Opsnal kita melakukan patroli, kemudian melihat tersangka di Kedurus Dukuh itu mendorong kendaraan. Saat didekati petugas, tersangka ini tergesa-gesa. Kemudian kita hentikan, kita cek ternyata rumah kontak motor rusak,” kata Risky Fardian dalam press release pada Kamis, 6 Juni 2024.
Tim polisi mengetahui bahwa motor tersebut hasil curian setelah mendapat informasi dari seorang warga yang menyadari aksi pencurian tersebut.
Selanjutnya, setelah pengembangan, MR mengakui telah melakukan aksi pencurian sebanyak 21 kali bersama rekan-rekannya.
“Ke-21 TKP ini ada di wilayah Polrestabes Surabaya dan Polres Tanjung Perak. Sebanyak 19 di antaranya berada di wilayah Polrestabes Surabaya, dan dua di wilayah Polres Tanjung Perak,” tambahnya.
Selanjutnya, satu per satu tersangka lainnya berhasil diamankan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa komplotan ini telah melakukan aksi pencurian tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di Gresik.
“Komplotan ini juga melakukan aksi pencurian pemberatan (Curat) dengan membobol rumah di Gresik,” ungkapnya.
MR mengaku bahwa hasil curiannya dijual ke penadah di Wonokusumo, Surabaya, dengan harga bervariatif.
“Saya jual di daerah Wonokusumo. Dapat (motor curian) langsung saya hubungi. (Dijual) Rata-rata Rp2 juta. Sasaran saya itu Vario, Beat sama Scoopy, karena itu gampang,” ungkapnya.
Polisi masih terus mengembangkan indikasi adanya jaringan lainnya, termasuk penadah yang ada di daerah Wonokusumo. (Red)