****************************************
Surabaya|Nusantara Jaya News – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga mengeluarkan protes keras terhadap keputusan Rektor Prof Mohammad Nasih yang memecat Prof Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran.
Keputusan ini diduga terkait perbedaan pandangan terkait kebijakan pemerintah terkait dokter asing.
Aulia Thaariq Akbar, Presiden BEM Unair, mengekspresikan kekecewaannya atas perlakuan represif terhadap Prof Budi Santoso hanya karena menyuarakan pandangan yang berbeda.
“Jika benar Prof BUS dipecat karena pandangan berbeda soal dokter asing, itu adalah respons yang tidak tepat dan kami sangat menyayangkan,” ujarnya pada Senin (8/7/2024).
Atta, sapaan akrabnya, mengkhawatirkan bahwa tindakan ini bisa menjadi ancaman bagi semua anggota akademik Universitas Airlangga.
“Jika Dekan FK yang merupakan fakultas tertua Unair dapat direpresifkan seperti ini, maka civitas academica lain juga bisa mengalami hal serupa jika memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintah,” tambahnya.
BEM Unair mengajukan lima tuntutan sebagai respons terhadap kasus ini. Mereka menuntut penghormatan terhadap Statuta Universitas dengan menolak pencopotan Prof Budi Santoso secara mendadak dan tanpa alasan jelas.
Selain itu, BEM menekankan pentingnya jaminan kebebasan akademik bagi seluruh akademisi di lingkungan Universitas Airlangga, termasuk hak untuk menyampaikan pendapat secara bebas.
Tuntutan lainnya mencakup penolakan terhadap segala bentuk persekusi terhadap kebebasan akademik, seperti intimidasi, ancaman, atau pemberhentian yang tidak adil.
BEM juga menyerukan kebijakan yang lebih transparan dan inklusif dalam menghadapi isu-isu kontroversial, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Atta mengungkapkan bahwa BEM sedang berkoordinasi dengan semua fakultas di Universitas Airlangga untuk menggalang dukungan dalam menanggapi peristiwa ini.
“Kami akan konsolidasi teman-teman se-Unair untuk menyikapi masalah ini secara bersama-sama,” tandasnya. (Red)
