MALANG | Nusantara Jaya News – Hari Internasional Nelson Mandela adalah seruan global untuk bertindak dan merayakan gagasan bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk mengubah dunia serta memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Permasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) Asep Sutandar saat sambutan sekaligus menutup secara resmi kegiatan Pelatihan Tata Rias dan Nail Art di Lapas Perempuan Klas IIA Malang, Kamis (11/7/2024) kemarin.
Asep menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak Second Change Foundation serta para mitra yang telah menunjuk Lapas Perempuan Malang sebagai tempat pelatihan tersebut.
“Saya mengapresiasi sekali kegiatan ini dan berharap bekal skill yang didapatkan menambah kemampuan para warga binaan sehingga bermanfaat dan produktif,” ucap Asep dalam keterangan tertulis diterima oleh redaksi, Jumat (12/7/2024).
“Peringatan hari internasional Nelson Mandela adalah seruan global untuk bertindak dan memperingati gagasan pada tiap individu yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya,” jelasnya.
Asep mengungkapkan bahwa tujuan peringatan besar ini adalah untuk mempersempit kesenjangan yang ada didalam lapas dan rutan perempuan. “Hal ini bertujuan untuk kebutuhan khusus narapidana dan tahanan wanita dapat dipenuhi serta memastikan perlakuan yan bermartabat dan menjaga hak asasi mereka,” imbuh dia.
Mengutip pernyataan Nelson Mandela, Asep menegaskan bahwa sangat mudah untuk merusak dan menghancurkan, tetapi para pahlawan adalah mereka yang berbuat perdamaian dan membangun.
“Oleh karena itu, momentum ini dianggap sangat tepat untuk mewujudkan cita-cita Nelson Mandela dalam membuat perubahan positif. Saya berharap kegiatan seperti ini mampu menampung aspirasi warga binaan perempuan yang memiliki profil risiko dan kebutuhan berbeda dari narapidana laki-laki,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Asep, sebagian besar lapas tidak secara efektif menanggapi kepekaan gender narapidana perempuan, seperti kebersihan dan perawatan kesehatan anak dengan ibu di lapas maupun rutan.
“Pentingnya perbaikan pelayanan publik yang berkelanjutan dan berkesinambungan, serta inovasi terbaik untuk menjawab tuntutan masyarakat yang dinamis. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial tetapi berkelanjutan dan dapat menyentuh seluruh warga binaan perempuan di Jawa Timur,” pungkasnya.