banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130

Inovasi dan Adaptasi, Pesan Pj. Ketua Dekranasda Jatim kepada Pengrajin Batik dan Tenun

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Surabaya | Nusantara Jaya News – Pengrajin batik dan tenun di wilayahnya untuk terus adaptif. Adaptif merupakan salah satu cara agar batik dan tenun ini tidak ketinggalan zaman dan begitu saja dilupakan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Pj. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Hotel Grand Swiss Bell Darmo, Surabaya, pada hari Jumat (19/7/2024).

“Batik dan tenun itu warisan budaya bangsa Indonesia dan ini jangan sampai terputus di kalangan kita yang sudah tua. Akan tetapi, anak-muda sekarang itu harus mencintai tapi harus disesuaikan dengan karakteristiknya,” ujar Isye saat membuka kegiatan roadshow Wastra Batik dan Tenun Jatim.

Isye mengatakan bahwa adaptif yang ia maksud adalah menyesuaikan batik dan tenun dengan karakteristik anak muda saat ini tanpa meninggalkan nilai dan kekayaan yang terkandung didalamnya. Ia juga menyebut adaptif bisa diimplementasikan tidak hanya dicorak, motif, selera atau warnanya tetapi juga pengelola dan manajerial dari industri batik dan tenun itu sendiri.

“Intinya, itu namanya tetap batik meskipun motifnya berbeda – beda berubah mengikuti perkembangan zaman tetapi termasuk kategori batik, mungkin para pengrajin sudah tahu apa sih yang termasuk batik, itulah adaptif atau menyesuaikan diri dengan perkembangan,” tutur Isye Adhy.

Lebih lanjut, kata Isye, adaptif juga harus dibarengi dengan inovasi yang terus dibangun para pengrajin. Tak hanya itu, kreativitas para pengrajin pun harus terus dikembangkan karena hal tersebut menjadi modal agar batik dan tenun juga diminati oleh banyak kalangan termasuk anak-anak Gen Z.

“Akan tetapi juga menyesuaikan fashion anak muda saat ini agar mereka lebih tertarik dan juga lebih mengenal batik dan tentunya lebih mencintai batik, Alhamdulillah kalau mereka mau menggunakan batik sebagai fashion mereka,” ucap dia.

Isye pun menampik bahwa batik dan tenun di Jatim ini sangat kaya dan beragam. Menurutnya, setiap kabupaten/kota di Jatim memiliki ciri khas motif masing-masing yang menggambarkan kearifan budaya lokal setempat.

“Semua kabupaten/kota sudah punya motif batik sendiri dan masing-masing kabupeten/kota memiliki lebih dari satu motif ciri khasnya masing-masing dan tentu memiliki filosofi atau makna masing-masing yang menyesuaikan wilayahnya,” tukasnya.

Isye mengungkapkan bahwa acara Roadshow Wasra batik dan tenun UKM Jatim yang bertajuk Jamanika Resti Wastra Jawi Wetan ini diselenggarakan khusus untuk pengrajin batik dan tenun.

“Tujuannya untuk memberikan pembinaan bagi pengrajin batik dan tenun di Jatim dan menjaga agar salah satu kekayaan Jatim ini bisa berkembang di era saat ini,” ungkap Ketua Dekranasda Jatim.

“Kita harus menjaga nilai-nilai warisan budaya kita,” ucapnya.

Isye menyampaikan generasi milenial di Jatim juga sudah diarahkan dan dikenalkan dengan budaya dan warisan bangsa ini. Ia pun mengungkapkan banyak anak SMA/SMK yang sudah bisa membatik, mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga memamerkan hasil karya batiknya.

“Sudah lihat dan itu bisa dipamerkan hasilnya, iniloh hasil karya anak-anak SMA/SMK kita. Karena anak muda-anak muda saat ini lebih kreatif, lebih banyak browsing, lebih terbuka dengan dunia luar, apa-apa yang masuk menjadi inspirasi dan menumbuhkan kreativitas anak-anak itu sendiri,” pungkasnya.

banner 1000x130
banner 2500x130 banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130