banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130 banner 2500x3000

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Refleksi di Balik 79 Tahun Kemerdekaan Indonesia

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Oleh.  I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn  

Tidak terasa, esok hari negeri tercinta kita, Indonesia, akan merayakan usia yang ke-79 tahun. Seperti pepatah yang sering diucapkan saat berkenalan, ‘tak kenal maka tak sayang’. Jika dikaitkan dengan makna peringatan Hari Kemerdekaan tahun ini, sudah seharusnya kita lebih mengenal bangsa kita agar semakin mencintainya.

banner 2500x130

Kita perlu menyadari dan merenung, jika benar-benar mengenal Indonesia, apa yang harus kita lakukan untuk menyayangi bangsa ini? Mari jawab dalam hati masing-masing, dan wujudkan dalam karya sesuai talenta yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta.

Sebarkanlah perdamaian di antara sesama warga, jauhi sikap iri dan dengki sesama anak bangsa. Hindari keangkuhan dan egoisme, karena sifat-sifat tersebut bukanlah warisan budaya leluhur kita. Jauhi kepentingan sempit untuk golongan tertentu, dan utamakan kepentingan bersama.

Jika ada yang “memberontak” terhadap negeri ini, anggaplah mereka seperti anak yang tersesat, kehilangan pengasuh, pembimbing, dan penuntun. Jika kita benar-benar mengenal bangsa ini, maka kenalilah mereka dan sayangi mereka, karena mereka juga bagian dari bangsa ini. Berikan mereka ruang kemerdekaan, waktu kemerdekaan, dan ekspresi kemerdekaan, karena kemerdekaan adalah hak setiap individu, kecuali bagi mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan dengan cara-cara tidak etis dan merugikan orang lain.

Saat republik ini berusia 79 tahun, dari beberapa sumber yang penulis baca, ada referensi yang menyatakan bahwa jika diibaratkan usia manusia, mungkin penglihatan dan pendengaran sudah mulai menurun. Mungkin memerlukan kacamata atau alat bantu dengar. Dalam konteks ini, siapa yang harus menjaga ketajaman penglihatan dan pendengaran bangsa ini agar tidak mudah dijerumuskan oleh bangsa lain? Jawabannya adalah generasi muda.

Penurunan kemampuan yang terkait usia ini penulis alami sendiri, karena orang tua yang telah berusia lebih dari 80 tahun. Kami sudah berusaha berbagai cara untuk memulihkan penglihatan orang tua kami, namun dokter akhirnya berkata, “Syukur bapak masih sehat, nafsu makan bagus, tapi mengenai mata bapak, itu memang karena faktor usia”.

Oleh karena itu, berikan generasi muda peran yang lebih dominan. Jangan dikekang dengan alasan bahwa kita yang tua masih mampu, hanya karena merasa masih berjiwa muda. Sudahlah! Biarkan kita diingatkan oleh syair lagu Iwan Fals yang berbunyi, “Pak Tua, sudahlah, engkau sudah terlihat tua, sudahlah, kami mampu untuk bekerja”.

Dirgahayu ke-79 Indonesiaku tercinta, kami berjanji akan mengenalmu lebih dalam dan menyayangimu hingga akhir hayat kami.

*Penulis adalah Sekretaris Media Independen Online Indonesia (MIO) Provinsi Bali dan Akademisi

banner 1000x130
banner 2500x130 banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130