Surabaya | Nusantara Jaya News – Aspirasi perjuangan kembali menggema di depan Taman Apsari, Surabaya, ketika Aksi Kamisan Kota Surabaya menuntut langkah drastis, Presiden Jokowi harus turun dari jabatannya.
Mereka menilai, demokrasi di Indonesia berada di ambang kehancuran, menyebut situasi ini sebagai darurat demokrasi di penghujung era kepemimpinan Presiden Jokowi.
Orator Utama Aksi Kamisan Surabaya, Zaldi menegaskan bahwa aksi ini fokus pada penuntasan pelanggaran HAM berat yang hingga kini belum diselesaikan hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang penuh kontroversial.
“Tuntutan utama kami di Aksi ini adalah menyuarakan penyelesaian pelanggaran HAM berat hingga putusan MK,” ujarnya seusai demo ditemui awak media, Kamis (22/8/2024) sore ini.
Namun, Zaldi menyoroti perkembangan terbaru terkait pembahasan RUU Pilkada yang sedang dibahas oleh Badan Legislasi (Balek). Ia pun menuturkan bahwa demokrasi Indonesia saat ini berada dalam kondisi darurat.
“Demokrasi kota sedang tidak baik-baik saja. Dari awal Pemerintah Jokowi, kami di Aksi Kamisan tidak tinggal diam,” ucap dia.
Menurutnya, aksi yang mereka lakukan ini bukanlah yang terakhir. “Aksi ini merupakan awal mula dari rangkaian aksi-aksi besar yang akan kami lakukan,” kata dia.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, pemuda, masyarakat sipil untuk bergabung dalam upaya tersebut. Zaldi mengumumkan rencana konsolidasi pada hari Sabtu mendatang, dimana mereka akan menggelar aksi yang lebih besar.
“Kami akan menggalang jaringan solidaritas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh dan komunitas sosial lainnya, untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut,” tukasnya.
“Informasi lebih lanjut, aksi ini akan diumumkan melalui akun Instagram resmi Aksi Kamisan Surabaya,” pungkasnya.