Surabaya |Nusantara Jaya News – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang mewakili Indonesia dalam THE University Impact Forum yang digelar di State Oil and Industry University, Baku, Azerbaijan, pada 11-12 September 2024. Forum bergengsi ini dihadiri oleh berbagai universitas dari seluruh dunia, membahas isu-isu terkait perubahan iklim dan upaya kolaboratif untuk mengatasi masalah lingkungan global.
Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo, yang membawahi Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center, menyampaikan bahwa forum ini menjadi ajang penting untuk membangun kerjasama internasional dalam menangani tantangan perubahan iklim. “Kolaborasi antaruniversitas di forum ini akan membantu mempercepat solusi inovatif untuk masalah lingkungan yang semakin mendesak,” ungkap Bambang.
Dalam kesempatan tersebut, Unesa turut memaparkan berbagai inisiatif penelitian yang tengah dikembangkan terkait keberlanjutan lingkungan dan energi terbarukan. Partisipasi Unesa dalam forum ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi Indonesia dalam upaya global mengatasi dampak perubahan iklim.
“Membangun kesadaran masyarakat terkait perubahan iklim bukanlah sesuatu yang sederhana. Diperlukan sebuah proses dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya,” katanya dalam keterangan, Senin (16/9/2024).
Sebagai salah satu universitas yang ikut berupaya dalam menyelesaikan masalah tersebut, ia mengatakan bahwa perlu konsep pendidikan yang mampu mewujudkan kesadaran dalam menjawab tantangan perubahan iklim.
“Unesa cukup optimistis mampu menguatkan capaian Sustainable Development Goals 13, khususnya dalam pemeringkatan THE Impact Ranking tahun berikutnya. Pak Rektor Cak Hasan juga mendukung dengan diinisiasi adanya SDGs center di Unesa mulai tahun 2025,” ucapnya.
Nadi Suprapto Guru besar sekaligus Direktur Inovasi, Pemeringkatan, dan Publikasi Ilmiah Unesa menambahkan, perubahan iklim merupakan masalah yang sangat serius dan harus bisa diselesaikan dengan baik, demi masa depan generasi.
Menurutnya, perlu peran dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut, mulai darai perguruan tinggi hingga masyarakat, tak terkecuali anak.
“Yaitu dampak perubahan iklim terhadap tujuan SDG yang lain serta bagaimana universitas dapat menggunakan pengaruhnya terhadap pemangku kepentingan lainnya dan menjadi duta dalam mitigasi perubahan iklim,” ucapnya.
Julia Selxas selaku Pro rector NOVA University Lisbon mengatakan, saat ini masih sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang masalah iklim dan bagaimana menyelesaikannya. Karena menurutnya, penguasaan konsep mahasiswa tentang iklim masih rendah.
“Pendidikan tinggi memiliki tugas untuk memproduksi material dan sumber belajar untuk mendukung pendidikan perubahan iklim dan perlunya ada komunitas riset interdisipliner dengan melibatkan banyak institusi,” katanya.
Terkait dengan hal tersebut, Christine Ozden dari Global director of climate education Cambridge University Press and Assessment yang juga panelis dalam forum tersebut menambahkan, bahwa perlu juga penelitian untuk mendorong pengetahuan ilmiah hingga dukungan pimpinan melalui pelatihan.
“Perlu juga adanya inovasi dalam pendidikan perubahan iklim melalui kolaborasi internasional, pengembangan metodologi penelitian terkait perubahan iklim, penerapan kecerdasan buatan, dan pengembangan kurikulum tentang perubahan iklim,” katanya.
Sebagai informasi, setelah kegiatan tersebut, Unesa akan kembali menghadiri undangan United Nations Climate Change Conference or Conference of the Parties of the UNFCCC yang sekarang dikenal sebagai COP 29 di Baku Azerbaijan pada 11-22 November 2024 mendatang. (Red)