banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130

Literat Melalui Multiliterasi

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Oleh: Dhieta Naiya Arthameyvia

Saat ini, hampir seluruh masyarakat yang ada di Indonesia telah mengenal istilah literasi. Bahkan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) kepada sekolah-sekolah baik dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal tersebut juga telah dilaksanakan oleh setiap sekolah yang ada di Indonesia.

banner 2500x130

Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan suatu upaya pemerintah dan tenaga pendidik dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia terutama peserta didik. Hal ini dilaksanakan karena UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, yang artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah.

Serta pada tahun 2016 UNESCO juga menyampaikan hasil survei yang ternyata indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001% yang mengartikan bahwa hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius.

Kemudian pada beberapa minggu lalu penulis membaca informasi bahwa upaya pemerintah serta tenaga pendidik ini mempengaruhi tingkat literasi masyarakat Indonesia, sehingga per tanggal 16 Juli 2024, diambil dari detik.com Indonesia menempati posisi ke 100 dari 208 negara. Ini mengartikan bahwa, usaha pemerintah dan kerjasama antara tenaga pendidik dengan peserta didik membuahkan hasil.

Sebelumnya, jika disebutkan kata literasi maka setiap orang akan berpikir hal tersebut hanya mengenai buku, buku dan buku. Namun nyatanya tidak sepenuhnya seperti itu. Gerakan Literasi Sekolah menjadikan peserta didik mampu untuk membaca, memahami dan menceritakan kembali bacaan yang telah dibaca tersebut.

Gerakan Literasi Sekolah ini juga membantu peserta didik mengembangkan minat dan bakat mereka, seperti berpuisi, berpidato, bernyanyi, mendongeng dan lain sebagainya. Jadi, makna literasi saat ini menjadi jauh lebih luas dari literasi yang terdahulu.

Makna literasi yang jauh lebih luas juga mempengaruhi bagian-bagian dari literasi itu sendiri. Pada zaman sekarang ini yang dimana segala sesuatunya berubah secara drastis, maka begitupun dengan literasi. Saat ini, literasi telah memiliki cabang menjadi beberapa bagian yang setiap bagiannya memiliki tujuan masing-masing yang berbeda dalam mempelajarinya.

Hal ini menjadikan masyarakat lebih fokus kepada salah satu cabang saja, sehingga dapat mengembangkan minat dan bakat mereka di cabang tersebut.
Literasi yang memiliki beberapa cabang tersebut dikatakan sebagai multiliterasi.

Multiliterasi merupakan literasi dari berbagai bidang, seperti yang telah dituliskan oleh Dr. Sudirman dan Mahfuzi Irwan di dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Multiliterasi”, mereka mencantumkan delapan literasi dari sekian banyak cabang literasi.

Cabang literasi yang telah dituliskan dalam buku pendidikan multiliterasi tersebut diantaranya, adalah literasi di era disrupsi, literasi manusia, literasi teknologi, literasi digital, literasi media, literasi budaya, literasi kesehatan, dan literasi lingkungan.

Pada buku ‘Pendidikan Multiliterasi’ tersebut, penulis juga membaca bahwa hasil penelitian dari Pullen & Cole di tahun 2010, pendidikan multiliterasi membekali siswa dengan alat yang mereka butuhkan untuk menjadi warga global yang terampil dan berpengetahuan luas. Denga memahami berbagai bentuk literasi dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus, siswa siap menghadapi tantangan dunia modern dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Munculnya istilah multiliterasi secara tidak langsung mengartikan bahwa literasi tidak hanya sebatas membaca dan memahami bacaan, namun dengan adanya multiliterasi ini dapat mendorong masyarakat untuk berpikir kritis, membantu peserta didik menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan yang lainnya, terutama yang dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan passionnya sendiri.

Oleh karena itu, pendidikan multiliterasi sangat penting diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat perkembangan zaman yang sangat pesat dan sebagai masyarakat kita harus literat di setiap permasalahan dan perkembangan yang terjadi di sekitar kita, sehingga segala sesuatu perubahan yang terjadi dapat ikuti dan tidak ketinggalan dari masyarakat lain.

Lalu, apakah saat ini masyarakat Indonesia telah literat? Seperti yang kita ketahui, Indonesia memang mengalami peningkatan dalam hal literasi dimulai pada tahun 2022 sampai Juli 2024 ini. Namun nyatanya hal tersebut tidak menjamin masyarakat menjadi seorang yang literat.

Faktanya sampai dengan saat ini banyak masyarakat yang menelan bulat-bulat informasi yang ia dapatkan, tanpa mencari tahu terlebih dahulu siapa pengirimnya, sumber mana yang diambil pengirim, dan atas dasar apa pengirim tersebut menyebarkan informasi dengan segitu cepatnya. Hal ini menyatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia masih belum literat akan informasi yang mereka dapatkan.

Penulis merupakan mahasiswa pendidikan luar sekolah, universitas negeri medan.

banner 1000x130
banner 2500x130 banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130