Bojonegoro | Nusantara Jaya News – Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menunjukkan komitmen dalam memberdayakan masyarakat melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang didukung langsung Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyaraka. Kegiatan bertajuk “peningkatan kesejahteraan pelaku seni sandu melalui Re-Story Sandur Pakeliran”, dengan mengangkat tema “Jagong Budaya:Spirit of Bengawan” di Gedung Gentari Kirana, Puslat PSHT Bojonegoro, pada hari Minggu (1/9/2024) lalu.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku seni lokal sekaligus melestarikan budaya tradisional yang kaya di kabupaten Bojonegoro dengan memperkenalkan ke kalangan anak muda melalui pendekatan modern dan menarik.
Acara ini dihadiri langsung Nurareni Widiastuti sebagai perwakilan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Jawa Timur (Jatim), Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bojonegoro Djoko Lukito, Budayawan Wahyu Subakdiono, ISI Surakarta Eko Wahyu Prihantoro, dan seluruh tim anggota PKM Unesa.
Kegiatan ini dibuka dengan penampilan wayang thengul yang diiringi tarian sandur pakeliran dibawakan anak muda setempat, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.
Dalam sambutannya Djoko Lukito mengatakan bahwa sebelum diskusi berlangsung, kami menampilkan pantomin kalongking yang sukses memakau para hadirin yang menonton. Menurutnya, ini merupakan bagian penting dari acara ini yang terkait diskusi Jagong Budaya, yang mana diikuti para budayawan dan tamu undangan dari berbagai daerah.
”Isu utama dibahas adalah aspirasi masyarakat untuk mendirikan gedung budaya yang diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan kesenian sandur pakeliran dan budaya lokal lainnya di Bojonegoro,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim PKM Unesa Rohmawati Kusumaningtias menyampaikan gagasan untuk menerjemahkan lirik tembang sandur ke dalam bahasa indonesia.
”kami berharap dapat mempermudah masyarakat luas, terutama generasi muda. Agar, lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya tersebut. Namun, gagasan ini masih membutuhkan waktu mengaplikasikan karena ada beberapa diksi dalam lirik sulit diterjemahkan,” imbuhnya dalam keterangan resmi diterima oleh redaksi, Senin (28/10/2024).