Indonesia|nusantara jaya news – Bathara Katong, yang juga dikenal sebagai Joko Pitutur atau Haryo Harak Kali, adalah tokoh bersejarah yang menjadi pendiri dan adipati pertama Ponorogo. Dikirim oleh Kesultanan Demak, ia membawa misi penting untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.
Bathara Katong adalah putra Prabu Brawijaya V dari pernikahannya dengan Putri Campa, seorang wanita yang beragama Islam.
Nama asli Bathara Katong adalah Lembu Kanigoro, ia merupakan salah satu putra Prabu Brawijaya dari selir terhormat. Ketika kekuasaan Majapahit mulai memudar, Lembu Kanigoro memilih mengikuti kakaknya, Raden Patah, untuk belajar Islam di Demak di bawah bimbingan Wali Songo.
Saat tiba di Ponorogo, Bathara Katong menghadapi tantangan besar dari Ki Ageng Kutu, seorang tokoh kuat yang dikenal sebagai pencipta seni Reog sebagai bentuk kritik terhadap Majapahit.
Dengan kecerdikannya, Bathara Katong mendekati putri Ki Ageng Kutu, Niken Gandini, dan berhasil merebut pusaka penting Koro Welang. Akhirnya, Ki Ageng Kutu menghilang secara misterius di Gunung Bacin.
Setelah mengalahkan Ki Ageng Kutu, Bathara Katong mendeklarasikan dirinya sebagai Batara, sosok manusia setengah dewa, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Ponorogo yang masih menganut kepercayaan lama.
Pada tahun 1486, ia membuka hutan dan membangun kadipaten baru yang diberi nama Prana Raga, yang kemudian dikenal sebagai Ponorogo.
Pada tanggal 11 Agustus 1496, Bathara Katong resmi menjadi Adipati Ponorogo, tanggal ini kemudian diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Ponorogo. Ia juga berperan besar dalam merubah seni Reog dari simbol perlawanan menjadi bagian dari budaya Ponorogo yang memperkuat dakwah Islam.
Keturunannya kemudian mendirikan pesantren-pesantren, menjadikan Ponorogo sebagai pusat pengembangan Islam di Jawa Timur.
(Sejarah Nusantara)