Surabaya | Nusantara Jaya News – Warga Surabaya tepatnya di Kalikedinding ini yang menerima bantuan beras dari Bulog Jatim kini cemas. Warga tersebut langsung mengadu kepada awak media beberapa lalu mengungkapkan bahwa kualitas fisik beras yang diterima tidak bagus dan bau menyengat layaknya bahan kimia yang tercium kuat saat kemasan dibuka.
Fenomena ini memicu kekhawatiran serius akan dampaknya bagi kesehatan para penerima bantuan yang seharusnya dilindungi oleh Bulog Jatim, bukan dibuat was-was dengan bau asing dari pangan yang dikonsumsi sehari-hari.
Manajer Operasional dan Perawatan Bulog Jatim Aan menanggapi bahwa penggunaan bahan kimia pada kemasan beras tersebut memang diizinkan setelah melakukan percobaan uji residu tersebut selama 9-10 hari. Menurutnya, bahan kimia tersebut digunakan untuk memastikan kualitas dan ketahanan beras selama penyimpanan dan tidak berbahaya.
“Tidak sembarang obat yang digunakan, karena ada izin resmi dan sudah melalui uji residu,” ujarnya saat ditemui awak media untuk konfirmasi di lobby Bulog Jatim, Kamis (31/10/2024) siang ini.
Aan mengungkapkan bahwa keberadaan bahan kimia tersebut diklaim aman dikarenakan telah melewati berbagai uji.
“Meski, tidak menjelaskan lebih rinci tentang jenis zat yang digunakan dan dampaknya,” ungkap Aan.
Aan menjelaskan bahwa bantuan ini justru memicu kekhwatiran lebih lanjut di kalangan masyarakat dan sebagian besar penerima bantuan mengeluhkan bau aneh pada kemasan beras, membuat mereka ragu apakah produk tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi.
“Kami pastikan keamanan melalui jaminan izin dan uji residu, tetap ada pertanyaan mengganjal tentang potensi risiko yang mungkin terjadi bila zat kimia tersebut terhirup atau terpapar pada beras,” jelasnya.
Manajer Aan menuturkan bahwa penggunaan bahan kimia untuk kemasan pangan, terutama bahan pokok seperti beras, berpotensi membawa risiko tertentu dan semestinya dijelaskan secara transparan ke publik.
“Kami pun berkomitmen pada kualitas dan keamanan beras yang disalurkan, mereka seharusnya membuka akses informasi yang lebih komprehensif dan merespon kekhwatiran masyarakat secara tuntas,” tuturnya.
Dari jawaban tersebut, menduga penggunaan kemasan beras tersebut melibatkan bahan kimia. Hal ini mendapat tanggapan serius salah satu perwakilan Lembaga swadaya masyarakat (LSM), yang menyampaikan bahwa bau menyengat seperti bahan kimia pada beras bantuan pangan pada warga kalikedinding Surabaya sesaat sebelum dibuka oleh penerima bantuan yang diadukan pada rekan wartawan.
“Dalam pandangan kami lembaga swadaya masyarakat selaku fungsi kontrol berpotensi pada perawatan pihak Bulog Jawa Timur kurang bagus terbukti terdapat sekitar 3-4 karung sak tersebut,”imbuhnya tidak mau disebutkan namanya.
Ia menjelaskan bahwa kami ketahui sterilisasi beras bantuan pangan betul diperbolehkan menggunakan bahan kimia tertentu yang disemprotkan pada tatanan.
“tumpukan beras di gudang yang kemudian secepatnya petugas segera menutupi ribuan karung sak tersebut menggunakan plastik jenis tertentu sehingga tidak akan timbul hama,” jelas dia.
“Namun demikian jika masih terdapat pada sebagian beras pangan yang telah beredar di masyarakat tentu yang perlu disikapi adalah perawatannya yang berpotensi kurang komprehensif,” pungkasnya.