Badung | Nusantarajayanews.id – Yayasan Dharma Kerti Lukluk Kabupaten Badung yang bergerak dibidang keagamaan, Kemanusiaan dan Pendidiikan, genap berusia 19 tahun. (3/10/24)
Berdiri sejak tahun 2005 dan telah berbadan hukum tahun 2009 Yayasan yang dikelola swasta ini merayakan HUT nya yang ke-19 di kediaman Ketua Yayasan Dharma Kerti Lukluk secara sederhana dengan menghadirkan beberapa pejabat penting seperti Kesbangpol Provinsi Bali, Ketua PHDI provinsi Bali dan Badung, Lurah dan Camat setempat.
Dalam sambutannya di hadapan para pejabat terkait, ketua yayasan Taman Dharma Kerti Ida Ayu Putu Utami Dewi Spd.MP.Ad. menyampaikan keluhan susahnya mendapatkan dana hibah dari Pemerintah Kabupaten Badung. Ia mengaku berkali kali mengajukan untuk mendapatkan dana hibah namun selalu diputus oleh bupati sebelumnya.
“Yayasan ini sudah berbadan hukum dan memiliki ijin lengkap dan sudah pula terdaftar di Hak Asasi Manusia. Yayasan tidak berafiliasi pada partai politik. Kami mendukung pemerintah dari tahun 2015, kami eksis mengumpulkan lembaga namun yang mendapatkan dana hibah itu justru lembaga yang bukan perintis,” kata Dayu Utami
Lebih lanjut Dayu utami mengatakan, Bupati sebelumnya justru memberikan dana hibah pada yayasan atau lembaga yang tidak pernah berjuang membangun Kabupaten Badung.
“Kami hanya ingin perhatikan yayasan swasta seperti kami, karena walaupun yayasan ini swasta tapi bukan milik perseorangan. Kalau memang kami dibantu oleh pemerintah melalui dana hibah yang setiap tahun kami perjuangkan dulu tapi tidak pernah dapat sampai sekarang, otomatis kami akan gratiskan biaya belajar anak anak. Jadi orangtua murid tidak dibebani biaya pendidikan,”pinta Dayu Utami serta mempertegas bahwa yayasan Taman Dharma Kerti salah satu lembaga swasta yang dijadikan percontohan atau model yayasan lain yang bergerak di bidang pendidikan.
Dayu Utami mengaku selama tidak mendapatkan dana hibah, yayasan Taman Dharma Kerti yang kini sudah memiliki 8 pesraman dan membawahi 11 lembaga pendidikan menggunakan tabungan siswa untuk anggaran operasional termasuk sewa gedung dan honor guru yang berjumlah 15 orang.
“Kami memiliki visi dan misi yaitu melestarikan seni budaya lokal untuk menjadikan anak anak generasi bangsa yang hebat untuk Badung, Bali dan Indonesia. Semoga pemerintah peduli karena kami peduli dimana yayasan kami adalah yayasan yang pertamakali melakukan program pemerintah belum ada merdeka belajar kami sudah melakukan kegiatan pengenalan secara langsung sampai anak didik kami dibilang suka jalan jalan tapi ternyata program kami justru digunakan pada kurikulum sekarang, tapi hasilnya apa? kami sudah mendaftar menjadi sekolah penggerak, sudah mengisi semua sesuai limit. Karena itu bantuan besar jelas kami tidak diberikan hibah.” Ujarnya.
Tidak dapat bantuan itu padahal kami sudah melakukan nya yang pertama kali. Kami mengajukan ke bapak bupati sebelumnya kami yang membina dari Petang sampai Pecatu tapi kami tidak dapat apa apa yang menikmati perjuangan kami justru yayasan lain,”keluhnya.
Dayu Utami berharap pemimpin Badung nantinya bisa membantu mendukung yayasan Taman Dharma Kerti melalui dana hibah agar yayasan ini bisa terus mampu mencetak generasi cerdas untuk Badung, Bali dan Indonesia.(tik)