Surabaya |Nusantara Jaya News – Kasus bullying di SMP Negeri 26 Surabaya kembali mencuat. Pada (18/11/24), Seorang orang tua murid, Eko, yang juga merupakan pengurus MPC Pemuda Pancasila Kota Surabaya, menyampaikan keluhan keras terkait dugaan perundungan yang dialami putrinya, siswi kelas 8A. (20/11/24)
Menurut Eko, putrinya telah menjadi korban perundungan sejak kelas 7 hingga kini.
“Saya datang ke sini untuk meluruskan dan mempertanyakan penyebab bullying terhadap anak saya. Saya meminta tiga pelaku ini dikeluarkan dari sekolah dan memastikan mereka tidak diterima di sekolah mana pun, baik negeri maupun swasta,” tegas Eko di hadapan pihak sekolah.
Eko juga mengancam akan membawa permasalahan ini ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya jika tuntutannya tidak dipenuhi. “Jika tuntutan saya tidak dipenuhi, saya akan membawa lebih banyak dukungan dari Pemuda Pancasila untuk menduduki SMPN 26,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Sekolah SMPN 26 Surabaya, Alifah, S.Pd., menjelaskan bahwa pihak sekolah telah menjembatani pertemuan antara orang tua korban dan pelaku. “Kami sudah berupaya mempertemukan kedua belah pihak. Jika masih ada ketidakpuasan, kami persilakan untuk melapor ke Polsek atau Polrestabes,” ujar Alifah.
Kepala sekolah juga menegaskan bahwa pihaknya selalu berusaha melakukan pencegahan melalui pengawasan dan penanaman nilai karakter kepada siswa. “Kami melakukan monitoring dan pembinaan kepada siswa melalui upacara bendera, wali kelas, serta pengajaran oleh bapak ibu guru,” katanya.
Namun, Eko menilai langkah tersebut belum cukup, mengingat putrinya telah mengalami dampak psikologis yang serius, termasuk kehilangan nafsu makan. “Saya takut anak saya semakin trauma jika pelaku tetap dibiarkan berada di sekolah ini,” keluh Eko.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik di Surabaya, terutama setelah maraknya kasus perundungan di sekolah lainnya yang juga viral. Eko berharap Wali Kota Surabaya dapat memberikan perhatian khusus untuk mencegah kasus serupa di masa depan. (Red)