Surabaya | Nusantarajayanews.id – Banjir bandang yang melanda wilayah Pasuruan sejak Kamis (5/12/2024), termasuk kawasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan di Kecamatan Winongan, memengaruhi distribusi air bersih kepada pelanggan PDAM Surya Sembada Surabaya.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Arief Wisnu Cahyono, menyatakan bahwa sekitar 10 persen pelanggan PDAM di Surabaya mengalami penurunan debit air akibat penurunan kapasitas air dari Umbulan.
“Total kapasitas air dari Umbulan biasanya 3.000 liter per detik, namun saat ini hanya 500 liter per detik. Hal ini karena kualitas air di Umbulan tidak memungkinkan untuk diproses akibat banjir bandang,” kata Arief, Jumat (6/12/2024) malam.
Akibatnya, sekitar 65 ribu rumah, terutama di wilayah Surabaya barat, terdampak gangguan distribusi air. Beberapa kawasan perumahan elit di wilayah tersebut bahkan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari Umbulan.
“Kami masih memiliki pasokan air dari Karang Pilang, namun dengan penurunan 600 liter per detik dari Umbulan, debit air di beberapa wilayah akan mengecil. Kami sudah mengimbau pelanggan untuk menampung air,” jelasnya.
Langkah Darurat dan Rencana Jangka Panjang
Untuk mengatasi dampak langsung, PDAM telah menyiapkan 16 tangki air guna mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak. Selain itu, opsi pengolahan air dengan bahan kimia dipertimbangkan, meskipun hasilnya tetap tidak mencukupi.
Arief juga mengungkapkan bahwa PDAM Surya Sembada memiliki rencana jangka panjang untuk membangun instalasi pengolahan air baru dengan kapasitas 1.000 liter per detik. Pembangunan tersebut akan dimulai pada Februari 2025 sebagai langkah antisipasi jika kejadian serupa terulang.
“Sebelum ada proyek strategis nasional (SPAM Umbulan), kami sudah merencanakan instalasi di Karang Pilang. Namun karena ada proyek strategis, kami mengambil dari Umbulan. Sekarang kami kembali fokus pada rencana awal,” tambah Arief.
Sementara itu, PDAM terus berkoordinasi dengan pemerintah kota dan Kementerian PUPR untuk memastikan pelayanan terbaik di tengah kondisi darurat ini. (Red)