Bangli |Nusantara Jaya News – Di tengah sejuknya Dusun Mungsengan, Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, hidup seorang saksi hidup perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Pak Nyoman Bunter. Di usia senjanya yang telah mencapai 96 tahun, semangat juangnya tak pernah padam. (29)5)
Pak Nyoman adalah seorang veteran pejuang kemerdekaan yang turut bertempur melawan pasukan Belanda dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) di masa penjajahan. Dalam satu pertempuran yang ia kenang dengan penuh haru, tiga pejuang dari pihak Indonesia gugur, sementara dari pihak penjajah hanya satu orang yang tewas. Kisah heroik itu ia ceritakan dengan linangan air mata, mengingat betapa beratnya perjuangan untuk merebut kemerdekaan.
“Waktu itu kami bertempur dengan alat seadanya. Tidak ada rasa takut, hanya semangat mempertahankan tanah air,” ujar Pak Nyoman dengan suara yang masih lantang meski tubuhnya mulai melemah.
Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah memberikan tunjangan bulanan sebesar Rp3.000.000 (tiga juta rupiah) kepada Pak Nyoman. Meski demikian, beliau mengungkapkan harapannya agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada para veteran yang masih hidup. Ia berharap tidak hanya sekadar bantuan materi, tetapi juga layanan kesehatan, kunjungan penghormatan, serta pengakuan atas jasa-jasa mereka.
“Usia saya sudah hampir seabad. Saya tidak menuntut banyak. Tapi kalau bisa, pemerintah lebih peduli dengan kami para pejuang yang masih tersisa,” ucapnya.
Meski telah lanjut usia, Pak Nyoman tetap semangat dan menunjukkan jiwa nasionalismenya. Ia memberikan pesan yang menyentuh bagi generasi muda agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Anak-anak muda sekarang harus bersatu. Jangan mudah dipecah belah. Jaga bangsa ini baik-baik. Kemerdekaan ini bukan hadiah, tapi hasil darah dan nyawa teman-teman saya,” pesannya dengan suara bergetar.
Kisah Pak Nyoman Bunter menjadi pengingat nyata bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini tidak datang dengan mudah. Ia adalah simbol keteguhan, keberanian, dan cinta tanah air yang patut dihormati dan diteladani.
Demikian laporan dari Dusun Mungsengan, tempat di mana semangat kemerdekaan masih menyala dalam diri seorang pahlawan sejati. (SD)