Bangli |Nusantara Jaya News – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung percepatan digitalisasi di wilayah perdesaan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan edukasi pemanfaatan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) kepada masyarakat dan pelaku usaha di Wantilan Desa Adat Kedisan, Kintamani, Bangli, pada 30 Juni 2025.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Perbekel dan Bendesa Adat dari Desa Trunyan dan Desa Kedisan, serta masyarakat dan pelaku UMKM lokal. Dalam pemaparannya, Erwin menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi digital sebagai kunci daya saing masa depan, termasuk bagi desa.
“Pembangunan nasional yang berkelanjutan tidak hanya bertumpu pada kota, tetapi juga membutuhkan desa-desa yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing. Karena itu, desa tidak boleh tertinggal dari kota dalam hal pemanfaatan teknologi digital, khususnya di sektor ekonomi dan keuangan,” ujar Erwin.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa QRIS adalah salah satu solusi digital strategis dari Bank Indonesia yang dapat memperkuat struktur ekonomi desa. QRIS menjadi kanal pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CeMuMuAH), serta mampu menghubungkan pelaku usaha dengan layanan keuangan formal.
Erwin memaparkan, sejak diluncurkan tahun 2020, QRIS mengalami pertumbuhan pesat. Data per April 2025 menunjukkan bahwa pengguna QRIS secara nasional telah mencapai 56,5 juta dengan 38,7 juta merchant, di mana 93,1% di antaranya adalah UMKM. Sementara itu, di Provinsi Bali, QRIS telah digunakan oleh 1,1 juta pengguna dan 974 ribu merchant, menandakan tingginya tingkat penerimaan digitalisasi di masyarakat Bali, termasuk di desa-desa.
Dalam kegiatan edukasi ini, Erwin menekankan tiga manfaat utama dari QRIS bagi pembangunan desa:
1. Mendorong UMKM naik kelas dengan transaksi yang tercatat dan terhubung dengan layanan pembiayaan.
2. Memperkuat daya saing pariwisata desa, termasuk mendukung wisatawan asing melalui fitur QR Antar Negara.
3. Meningkatkan inklusi keuangan, membangun ekosistem digital desa yang inklusif dan mandiri.
Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat. Perbekel Desa Adat Kedisan menyampaikan terima kasih atas inisiatif BI yang telah hadir langsung di desa untuk memberikan edukasi digital. Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk nyata komitmen pemerataan pertumbuhan ekonomi yang menyentuh hingga ke lapisan bawah.
Sesi diskusi yang terbuka dan partisipatif menunjukkan besarnya minat masyarakat untuk memahami lebih jauh manfaat QRIS. Dengan semakin banyak pelaku usaha dan warga yang mengadopsi sistem pembayaran digital, diharapkan akan tercipta percepatan transformasi ekonomi desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Bank Indonesia melalui program ini juga mendukung prioritas Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan Bali sebagai Pulau Digital, dengan desa sebagai motor penggerak utama. Digitalisasi desa diharapkan menjadi fondasi penting dalam mengurangi ketimpangan, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang kokoh. (Red)