Bojonegoro, nusantarajayanews.id – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Muhammadiyah Jember melakukan kegiatan pengabdian yang bertajuk Penerapan Teknologi Produksi dan Tata Kelola Usaha untuk Meningkatkan Efisiensi dan Daya Saing Pengrajin Batik Tulis di Bojonegoro di Desa Jono Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur pada hari Selasa (10/10/2023) kemarin.
Mereka yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah dosen dari Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Jember yang diketuai oleh Rediyanto Putra dengan beranggotakan 3 orang yaitu Paramitha Nerisafitra (Unesa) dan Asroful Abidin (Unmuh Jember) memberikan pelatihan tentang penggunaan mesin produksi yaitu mesin pengering kain batik dan mesin pemanas lilin batik.
Ketua Tim PKM Unesa, Rediyanto Putra menyampaikan bahwa pemilihan Kabupaten Bojonegoro sebagai fokus pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat karena Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki ciri khas dalam industri batik.
“Pada motif batik dari Kabupaten Bojonegoro ini memiliki ciri khas yaitu bermotifkan pari sumilak atau yang bermakna motif padi yang menguning atau siap panen. Motif ini sangat menggambarkan potensi Kabupaten Bojonegoro dalam aspek pertanian. Motif ini menunjukkan bahwa Bojonegoro siap untuk memenuhi kebutuhan pangan berupa padi bagi warganya,” kata Redi dalam keterangan resmi diterima redaksi, Rabu (25/10/2023).
Redi mengungkapkan bahwa Batik Sesa adalah salah satu usaha kerajinan batik tulis yang ada di Kabupaten Bojonegoro yang terletak Dusun Kajangan RT.16/RW.04 Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.
“Usaha cukup terbilang baru karena didirikan sejak tahun 2019 namun, usaha batik tulis ini memiliki perbedaan dengan batik tulis yang lain karena selain menghasilkan batik tulis, usaha ini juga menghasilkan batik ecoprint yang menggunakan bahan-bahan alami untuk pewarnaan motif batik yang dibuat,” ungkap Redi.
Lebih lanjut, kata Redi, produk batik ecoprint yang dibuat masih belum maksimal penjualannya dibandingkan batik tulis karena warnanya yang kurang cerah.
“Usaha batik Sesa ini memiliki masalah dalam hal proses pengeringan kain batik karena Batik Sesa hanya memanfaatkan panas dari sinar matahari sehingga proses pengeringan kain batik pun menjadi lama”, tambah dia.
“Oleh karena itu, pelatihan ini diberikan untuk menyelesaikan masalah mitra Batik Sesa agar dapat meningkatkan produktivitas usaha Batik Sesa,” pungkas Redi. (Red)