Kolombia | Nusantarajayanews.id – Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali, mengharumkan nama Indonesia dengan meraih penghargaan sebagai salah satu Desa Terbaik Dunia 2024 dari United Nations Tourism.
Penghargaan ini diserahkan dalam acara UN-Tourism di Kolombia, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi desa ini terhadap pariwisata berkelanjutan, pelestarian budaya, dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh John Ketut Purna, Kepala Pengelola Desa Wisata Jatiluwih, yang menyampaikan rasa syukur atas pengakuan internasional ini.
“Merupakan kehormatan besar bagi Desa Jatiluwih untuk diakui sebagai salah satu Desa Terbaik Dunia tahun 2024. Penghargaan ini adalah bukti dedikasi masyarakat kami dalam menjaga budaya dan lingkungan melalui filosofi Tri Hita Karana,” ujarnya.
Dipilih dari lebih dari 260 aplikasi dari 60 negara, Desa Jatiluwih menonjol berkat keunikan sistem Subak, sistem irigasi tradisional Bali yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2012. Subak mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas yang menjadi inti identitas Jatiluwih.
Penghargaan ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan internasional, sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat desa tanpa mengorbankan mata pencaharian tradisional sebagai petani.
Dengan pengelolaan yang bijak, Jatiluwih menjadi contoh pariwisata regeneratif yang bermanfaat bagi semua pihak.
Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Provinsi Bali menyatakan dukungannya untuk terus menjaga keberlanjutan sistem Subak sebagai warisan budaya dunia.
“Pengakuan ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga motivasi bagi kami untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Bali untuk generasi mendatang,” ungkap perwakilan Kementerian Pariwisata RI yang turut hadir dalam acara tersebut.
Sebagai salah satu destinasi terbaik dunia, Desa Jatiluwih mengundang wisatawan untuk menikmati keindahan sawah terasering, budaya yang kaya, dan keramahan khas masyarakat Bali.
Dengan filosofi keberlanjutan yang kuat, Jatiluwih telah menjadi simbol bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan harmonis untuk masa depan yang lebih baik. (Red)