Bali |Nusantara Jaya News – Kemajuan digitalisasi dalam sistem pembayaran perlu diimbangi dengan literasi keuangan dan juga Perlindungan Konsumen. Untuk itu Baligivation dengan tema “Mewujudkan Bali menjadi pulau digital untuk meningkatkan inklusivitas” menjadi momen yang tepat untuk memperluas edukasi serta mempertebal pemahaman masyarakat terhadap perlindungan konsumen.
Dalam sambutannya, pada pembukaan Baligivation, rabu (30/4/2025) di Art Center Denpasar, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Bali, Erwin Soeryadimadja menyampaikan, di tahun 2025 tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan bergerak sekitar 4,7 sampai 5,5% dan untuk provinsi Bali pertumbuhan ekonomi terakhir di tahun 2024 sudah cukup mengesankan di atas determinasional yaitu sebesar 5,48%.
Pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2024 masih ditopang oleh kuatnya sektor pariwisata, namun diimbangi juga dengan sektor akomodasi, makanan, minuman, transportasi dan juga konstruksi. Untuk tahun 2025 Bank Indonesia memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi akan bergerak di level 5,1 sampai 5,8%.
“guna mencapai angka pertumbuhan dimaksud selain kita terus berupaya untuk mempertahankan Backbone dari pertumbuhan ekonomi di Bali dari sektor pariwisata sektor investasi dan juga konstruksi, kami melihat juga bahwa kita perlu terus mendorong inovasi digital yang telah menjadi salah satu tools untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Bali baik dari sisi hulu hingga hilir,”jelas Erwin.
Lebih lanjut dikatakannya, kehadiran digitalisasi dalam sistem pembayaran tidak hanya memudahkan Proses bisnis tapi juga mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi di dalam kelancaran bertransaksi.
Erwin mengatakan ada tiga hal capaian pertumbuhan digitalisasi di Bali yang perlu di apresiasi yaitu yang pertama, Bali terus menunjukkan perkembangannya cukup kuat di dalam adopsi pembayaran retail dengan Qris. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan perkembangan jumlah merchan dan user ataupun pengguna Qris di Bali yang saat ini sudah mencatat merchannya 959.000 merchan atau tumbuh 16% serta penggunaannya sudah mencapai lebih dari 1 juta pengguna atau sebesar 7%. Transaksi bulanan juga terus tumbuh yaitu sebesar 10,7 juta transaksi dengan nilai nominal sebesar 1,54 triliun.
Selanjutnya capaian kedua, Bank Indonesia sudah menggulirkan Qriss crossborder di mana mungkinkan transaksi Qris tap dilakukan oleh wisatawan dari negara asing. Untuk saat ini Aris tap bisa dinikmati oleh wisatawan dari Singapura, Malaysia dan juga Thailand.
Dan untuk capaian ketiga, pemerintah provinsi Bali menempatkan digitalisasi sebagai salah satu program prioritasnya. Pemerintah Bali dan Bank Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan Bali sebagai Pulau digital.
“Ke depan saya rasa ini menunjukkan komitmen yang luar biasa dan juga prioritas bagi pembangunan Bali yang mengedepankan digitalisasi yang harus kita tangkap kemudian bagaimana kita menatap ke depan di tengah tantangan ekonomi global dan juga domestik serta laju digitalisasi yang terus berkembang, “ujarnya.
Erwin mengatakan, upaya Bali sebagai Pulau digital kedepan memerlukan 3 hal yaitu strategi collaboration, strategi connected, dan juga terus dorongan digitalisasi.
Ada 4 komitmen yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Bali dengan Bank Indonesia diantaranya yang pertama, komitmen untuk memperkuat regulasi dari pemerintah daerah maupun dari berbagai pihak salah satunya adalah melalui SE Gubernur Bali sebagai upaya akselerasi elektronikasi pemerintah daerah termasuk juga optimalisasi penggunaan kartu kredit Indonesia.
Yang kedua perlunya komitmen untuk memperkuat absesi digital hal ini bisa diwujudkan melalui digitalisasi daerah tujuan wisata penguatan dari kawasan digital on boarding UMKM perluasan Banjar digital sebagai upaya untuk memperkuat penetrasi adaptasi adopsi digital di masyarakat.
Komitmen yang ketiga yaitu penguatan infrastruktur digital guna perbaikan konektivitas agar semua daerah ini bisa tumbuh lebih merata ke berbagai pelosok kawasan Banjar dan juga peningkatan dari pusat layanan publik.
komitmen yang keempat, terus melakukan edukasi Pemasyarakatan agar masyarakat menjadi lebih paham lagi digital serta menciptakan konsumen yang berdaya yaitu yang paham dan waspada terhadap resiko bertransaksi di era digital.
Puncak Baligivation akan dilaksanakan bulan Agustus mendatang. Serangkaian kegiatan akan dilaksanakan seperti roadshow ke berbagai kabupaten atau kota, serta berbagai lomba lainnya. (Tik)