banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130

Dispendik Surabaya Wajibkan Bahasa Jawa Setiap Kamis, Krama Inggil Jadi Fokus Utama Pengajaran

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Surabaya | Nusantara Jaya News — Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengambil langkah progresif dalam upaya melestarikan bahasa daerah dengan mewajibkan penggunaan Bahasa Jawa, khususnya krama inggil, setiap hari Kamis di lingkungan sekolah. Kebijakan ini diperkuat melalui Peraturan Walikota Surabaya Nomor 17 Tahun 2025 yang menetapkan Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib dari jenjang TK hingga SMP.

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyampaikan bahwa penerapan ini tidak sekadar bersifat formalitas, tetapi juga dirancang sebagai gerakan revitalisasi kebudayaan Jawa di dunia pendidikan. “Kami sangat siap mendukung revitalisasi ini. Bahasa Jawa telah ditetapkan sebagai pelajaran wajib, dan krama inggil akan menjadi bagian tak terpisahkan dari modul ajar kami. Ini adalah langkah konkret untuk membiasakan siswa dan seluruh warga sekolah berkomunikasi dalam Bahasa Jawa, sehingga tidak hanya teori tapi juga praktik,” jelas Yusuf, Senin (7/7/2025).

banner 300x250

Selain itu, Yusuf menegaskan bahwa pendekatan dalam pengajaran akan tetap fleksibel dan disesuaikan dengan karakteristik lokal. Siswa diperbolehkan menggunakan Bahasa Jawa khas Suroboyoan dalam konteks tertentu seperti mendongeng atau berdialog. “Pengajaran akan disesuaikan dengan Bahasa Jawa khas Surabaya. Misalnya, dalam mendongeng, siswa bisa menggunakan cerita daerah dengan logat khas Surabaya seperti kata rek atau koen, menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan,” imbuhnya.

Untuk memperkuat pelaksanaan program ini, Dispendik menggandeng Balai Bahasa Jawa Timur dan melakukan audiensi bersama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa. Kolaborasi tersebut menghasilkan penandatanganan komitmen bersama antara Dispendik Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik, disaksikan langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra.

Revitalisasi Bahasa Jawa ini juga akan menjadi prioritas dalam agenda kegiatan sekolah. Berbagai lomba akan digelar, mulai dari cerpen, pidato, komedi tunggal, mendongeng, puisi, macapat, hingga penulisan aksara Jawa. Hal ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap bahasa daerah secara menyenangkan dan kompetitif.

MGMP Bahasa Jawa Surabaya juga telah diberi tugas resmi untuk menyusun modul ajar khusus. Untuk mempercepat sosialisasi dan implementasi, telah dibentuk tim khusus berisi 24 guru yang terdiri dari 12 guru SD dan 12 guru SMP. Tim ini akan berperan sebagai penggerak di lapangan dan juga ikut menyusun modul bersama Balai Bahasa pada kegiatan penyusunan modul di Surabaya pada 24–26 Juni 2025. Modul tersebut tengah dikurasi bersama tim dari UNESA, Kabupaten Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya, dan akan menjadi panduan resmi dalam pembelajaran Bahasa Jawa.

Terkait mekanisme evaluasi, Balai Bahasa Jawa Timur akan melakukan pendampingan melalui jurnal serta membentuk grup khusus untuk memfasilitasi koordinasi pengiriman modul ajar. Meski belum ada uji coba menyeluruh, pelatihan khusus akan diberikan kepada para guru penyusun agar metode pengajaran dan penggunaan modul berjalan optimal di lapangan.

“Dengan persiapan yang komprehensif ini, Dispendik Surabaya yakin Bahasa Jawa krama inggil akan semakin hidup dan lestari di kalangan generasi muda Surabaya,” tutup Yusuf optimis. (Red)

banner 1000x130
https://nusantarajayanews.id/wp-content/uploads/2025/05/IMG-20250528-WA0005-e1748427094351.jpg
banner 1000x130 banner 2500x130