SURABAYA |nusantarajayanews.id – Sebanyak 36 alumni Poltekip dan Poltekim yang baru saja merampungkan pendidikan siap melaksanakan tugas di satker jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim. Sebelum menjalankan tugas, para lulusan mendapatkan penguatan budaya kerja BerAKHLAK dari pimti pratama Kanwil Kemenkumham Jatim hari ini (16/ 1).
Penguatan yang digelar di Ruang Rapat Divisi Keimigrasian itu dipimpin langsung Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari. Dia didampingi Kadiv Administrasi Saefur Rochim, Kadiv Pemasyarakatan Teguh Wibowo dan Kadiv Keimigrasian Hendro Tri Prasetyo. Dari total alumni, 21 merupakan lulusan Poltekim dan sisanya 15 orang adalah lulusan Poltekip.
Dalam sambutannya Imam menerangkan bahwa penerapan budaya kerja berlandaskan BerAKHLAK, yang merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, harus diterapkan oleh para alumni Poltekip dan Poltekim. Menurutnya, saat ini fokus harus diarahkan pada membangun perilaku, nilai-nilai, dan keyakinan (budaya kerja).
“Core values BerAKHLAK jangan hanya disosialisasikan tetapi diinternalisasikan. Sosialisasi itu hanya sampai level pengetahuan atau knowledge, sementara internalisasi menempatkan BerAKHLAK sebagai nilai dan keyakinan di hati ASN,” ujarnya.
Imam menjelaskan, untuk melakukan transformasi budaya kerja, ASN harus dibekali dengan tiga bahan yakni pengetahuan (knowledge), pola pikir (mindset), dan perilaku (behavior). Kombinasi antara ketiganya yang nantinya akan menghasilkan dampak untuk meningkatkan indeks layanan publik ASN.
Pria asal Pamekasan itu menjabarkan bahwa 70 persen transformasi yang pernah dilakukan gagal karena hanya menggunakan kepala (head) tanpa melibatkan hati (heart). Pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan hati (heart).
“Struktur, sistem, strategi yang tertulis adalah hasil olah head, olah intelektual, olah knowledge. Sementara transformasi yang melibatkan hati itu memerlukan tiga potensi kekuatan luar biasa yang terdiri dari intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ),” terangnya.
Internalisasi, aktivasi, dan penguatan budaya BerAKHLAK ini, lanjut Imam, diharapkan akan melahirkan outcome berupa perubahan perilaku ASN sesuai panduan perilaku BerAKHLAK. Dan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik oleh ASN.
“Pada akhirnya, perbaikan citra publik terhadap ASN serta peningkatan minat publik menjadi ASN, yang bangga melayani bangsa juga bisa terjelma,” harapnya.
Para kadiv juga ikut memberikan penguatan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing masing. (red)