****************************************
Indonesia|nusantara jaya news – Ken Dedes dikenal sebagai sosok penting dalam sejarah Majapahit, namun kehadirannya hanya tercatat dalam naskah Pararaton, sebuah karya sastra yang ditulis ratusan tahun setelah zaman Tumapel dan Majapahit.
Nama Ken Dedes sama sekali tidak ditemukan dalam Nagarakretagama atau prasasti-prasasti lainnya yang lebih otentik.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pengarang Pararaton mungkin menciptakan sosoknya sebagai figur leluhur istimewa bagi Majapahit, terutama dengan cerita tentang auratnya yang bersinar.
Keistimewaan ini tampaknya sesuai dengan kepercayaan masyarakat Jawa pada masa itu yang menganggap pemimpin atau leluhur raja harus memiliki tanda-tanda khusus yang menunjukkan mereka adalah pilihan Tuhan.
Dalam kisah Pararaton, Ken Dedes disebut sebagai leluhur raja-raja Majapahit dan sejak awal dianggap sebagai wanita nareswari, sosok wanita yang ditakdirkan untuk menjadi ratu.
Ia juga digambarkan sebagai penganut Buddha yang telah menguasai ilmu untuk mencapai kebebasan dari siklus kelahiran kembali (samsara).
Dalam kisah pembunuhan Tunggul Ametung, Ken Dedes diyakini sebagai saksi mata.
Namun, ia justru menikahi pembunuh suaminya, Ken Arok, yang kemudian menjadi penguasa Tumapel.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa Ken Dedes dan Ken Arok sebenarnya memiliki hubungan cinta yang dalam.
Perkawinan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung sendiri diduga dilandasi oleh rasa keterpaksaan, yang membuatnya mendukung pembunuhan tersebut.
Tag: Ken Dedes, Pararaton, Tumapel, Majapahit, sejarah Jawa, Tunggul Ametung, Ken Arok, leluhur Majapahit, wanita nareswari, karma amamadang, cerita rakyat
(Sejarah Nusantara)
