****************************************
Surabaya |Nusantara Jaya News – Kasus pencurian kotak amal di musala Jalan Margorukun V, Bubutan, Surabaya, yang dilakukan seorang pemuda berinisial DP (18), akhirnya diselesaikan secara damai melalui mekanisme restorative justice (RJ). Pelaku, yang merupakan warga Jalan Gundih, mencuri uang kotak amal karena alasan keterpaksaan untuk memenuhi biaya pengobatan ibunya. (18/1/25)
Kejadian berlangsung pada Sabtu (4/1) ketika DP memasuki musala dan mencongkel gembok kotak amal menggunakan obeng. Saat hendak membawa kotak amal, aksinya dipergoki warga yang kemudian menyerahkannya ke Polsek Bubutan.
Latar Belakang dan Penyelesaian
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, menjelaskan bahwa latar belakang pelaku menjadi pertimbangan utama dalam penyelesaian kasus ini. DP diketahui sebagai tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia. Ia terpaksa mencuri karena membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.
“Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, namun karena alasan keterpaksaan dan pihak musala juga melihat situasinya, kesepakatan damai dicapai melalui restorative justice,” ujar Kombes Pol Luthfie didampingi Kapolsek Bubutan, AKP Vonny Farizki, Kamis (16/1).
Pelaku menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Dalam proses RJ, pelaku meminta maaf secara langsung kepada pengurus musala dan ibunya.
Manfaat Restorative Justice
Pihak musala menilai pendekatan RJ lebih bermanfaat daripada proses pidana. “Harapannya, dengan penyelesaian ini, pelaku dapat belajar dari kesalahannya dan menjadi individu yang lebih baik ke depannya,” ungkap Kapolrestabes.
Proses RJ dilakukan di Mapolsek Bubutan dengan dihadiri kedua belah pihak. Kesepakatan damai diambil demi memberikan kesempatan bagi DP untuk memperbaiki masa depannya. (Red)
