****************************************
Denpasar |Nusantara Jaya News – Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali menggelar ajang investasi berskala internasional bertajuk Bali Jagadhita Investment Forum 2025, sebuah forum strategis yang bertujuan mendorong akselerasi investasi berkualitas di Pulau Dewata. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat Transformasi Ekonomi Kerthi Bali melalui promosi proyek-proyek unggulan dari seluruh wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang mencakup sektor hilirisasi, ekonomi hijau, dan industri strategis lainnya. (19 Juni 2025)
Dalam sambutannya, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Indra Gunawan Sutarto, menekankan pentingnya peran investasi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Bali. Sepanjang tahun 2024, investasi di Bali mencetak rekor impresif dengan realisasi sebesar Rp36,5 triliun—setara 225% dari target awal sebesar Rp16,2 triliun. Capaian tersebut menunjukkan daya tarik Bali sebagai destinasi investasi global, diperkuat oleh Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Bali yang tercatat 3,91, jauh di atas rata-rata nasional.
Namun, Indra juga menggarisbawahi adanya tantangan struktural, seperti dominasi investasi di wilayah selatan Bali (Badung, Denpasar, Gianyar) yang mencapai 81,5% dan keterpusatan sektor pada industri tersier sebesar 94%. Oleh karena itu, forum ini bertujuan mendorong diversifikasi investasi ke wilayah dan sektor lain yang lebih tahan terhadap guncangan eksternal, termasuk sektor primer dan sekunder seperti pertanian, industri pengolahan, serta energi terbarukan.
Bali Jagadhita Investment Forum 2025 mempertemukan lebih dari 25 investor internasional dari berbagai negara dengan pemilik proyek unggulan dari seluruh Bali melalui sesi one on one meeting, site visit ke KEK Kura Kura Bali, serta showcasing dan presentasi langsung proyek-proyek terpilih hasil kurasi Bali Investment Challenge 2025.
Terdapat 14 proyek strategis yang dipromosikan dalam forum ini, di antaranya pengembangan ekosistem kendaraan listrik, revitalisasi Bandara Letkol Wisnu, pembangunan jaringan utilitas terpadu, sentra pengolahan kopi arabika, health tourism di Singamandawa Kintamani, pengembangan Kebun Raya Gianyar, dan pemanfaatan energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga surya. Semua proyek ini telah dihimpun dalam buku katalog investasi yang secara resmi diserahkan oleh Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana (PIKBS) kepada Pemerintah Provinsi Bali.
Sementara itu, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Dedi Latif, menyampaikan bahwa keberhasilan investasi bergantung pada tiga hal utama: kemudahan perizinan, regulasi yang mendukung, serta daya saing. Ia menegaskan bahwa hilirisasi menjadi fokus utama pemerintah untuk mendorong investasi berkualitas dan berkelanjutan. Bali dinilai sangat potensial dalam industri hilirisasi, terutama industri kreatif, agroindustri, dan sektor pariwisata berbasis kesehatan dan lingkungan.
Dedi juga menambahkan bahwa berbagai insentif dan kemudahan telah disiapkan oleh pemerintah bagi investor yang berkomitmen terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, pelestarian lingkungan, alih teknologi, penyerapan tenaga kerja, dan orientasi ekspor.
Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Bali pada tahun 2025 akan tumbuh solid di kisaran 5,0% hingga 5,8% (yoy), didorong oleh inflasi yang terjaga, optimisme pelaku usaha, serta daya saing daerah yang terus meningkat. Kolaborasi antar pemangku kepentingan, seperti sinergi antara investor besar dan UMKM, penguatan infrastruktur, dan peningkatan kualitas SDM menjadi kunci utama mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan Bali Jagadhita Investment Forum 2025 bukan hanya menjadi panggung promosi, namun diharapkan mampu menjadi katalis penting dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan inklusif bagi masa depan ekonomi Bali yang lebih hijau, merata, dan tangguh. (Red)
